Kenali Gejala Penyakit TBC Dan Cara Pencegahannya - Siapa yang tidak pernah batuk? Semua orang pasti pernah mengalaminya. Bagi sebagian orang, batuk biasanya dianggap dalam golongan penyakit ringan yang dapat berlalu seiring waktu. Padahal, jika tidak lekas di sadari, siapa tahu itu bukan batuk biasa.
Jika saat ini anda tengah mengalami batuk yang tiada berkesudahan, jangan hanya pasrah minum obat, segeralah hubungi dokter. Tidak ada yang tahu apa penyakit pasti anda jika anda tidak memeriksakan kepastiannya.
Tahukah anda kalau salah satu ciri penyakit menular yang berbahaya seperti TBC, berawal dari batuk. Penyakit Tuberculose yang juga dikenal dengan istilah "penyakit pes putih" atau gread white plague banyak menelan korban sebelum abad ke 20.
Beruntung semakin menuanya bumi, semakin banyak pula ditemukan berbagai obat mujarab untuk menanggulangi penyakit ini.
Penyakit ini terbagi menjadi 2 golongan yaitu;
- TBC yang menyerang paru-paru dan
- TBC yang menyerang organ lain seperti kulit, kerlenjar-kelenjar, tulang dan lain-lain.
Pada artikel kali ini, akan dibahas golongan TBC yang menyerang paru-paru akibat efeknya yang lebih banyak memakan korban di banding TBC jenis lain. Maka inilah beberapa bagian penting yang perlu dibahas;
Bibit Penyakit
Pada tahun 1882, seorang dokter asal Jerman bernama Robert Koch adalah sosok yang pertama kali menemukan jenis bakteri penyebab TBC. Dimana sifat-sifat basilnya terbagi menjadi beberapa hal;
- Basil pembawa bakteri TBC, biasany akan mati begitu terkena cahaya matahari.
- Pada suhu yang dipanaskan mencapai 60 derajat Celcius, jenis basil ini akan mati pada kurung waktu kurang lebih setengah jam.
- Sedangkan pada cairan karbol dengan prosentase 50%, basil ini akan mati dalam kurung waktu mencapai 24 jam.
Sifat-sifat basil ini penting untuk diketahui demi mengadakan upaya-upaya pencegahan berkembang biaknya basil pembawa bakteri TBC. Dari beberapa sifat tersebut, setidaknya hal paling sederhana yang bisa kita lakukan adalah dengan rajin membersihkan rumah dan mengepel lantai dengan cairan karbol.
Cara Penularan TBC
TBC biasanya menular melalui udara yang terkontaminasi langsung dengan dahak si penderita. Dimana kebanyakan kasus yang terjadi, basil pembawa bakteri TBC masuk dengan cara terhirup oleh korban.
Basil ini biasanya menyebar saat orang yang berpenyakit TBC secara sadar ataupun tidak sengaja batuk, bercakap-cakap, tertawa, bersin ataupun akibat dahak yang diludahkan di sembarang tempat dimana ketika dahak yang penuh basil TBC itu mengering, basil dapat tersebar bersama debu yang tertiup angin.
Penyakit ini juga menular akibat susu sapi segar yang belum di masak sempurna. Hal ini dapat terjadi karena sapi diketahui juga dapat terserang dan menularkan TBC.
Oleh karenanya, bagi anda yang gemar mengkonsumsi susu, anda bisa mencari alternatif susu lain seperti Susu Kambing Etawa yang tersedia dalam bentuk serbuk kemasan. Susu Kambing Etawa ini jelas telah lolos BPOM dan diproses sempurna untuk menghilangkan bakteri jahat tanpa merusak bakteri baik yang terkandung di dalamnya.
Masa Inkubasi Penderita TBC
Pada orang yang terserang penyakit TBC, masa inkubasi tidak dapat dipastikan dengan jelas dikarenakan beberapa hal diantaranya;
- Kekebalan sistem imun setiap orang yang berbeda.
- Banyak sedikitnya bibit TBC yang menyerang.
- Keganasan bibit TBC dan
- Riwayat penyakit TBC yang dialami.
Gejala Penyakit TBC
Penyakit TBC biasanya dapat dikenali berdasarkan beberapa fakta berikut;
- Penderita penyakit ini memiliki intensitas batuk yang sering, menghebat dan hingga mengeluarkan darah.
- Badan terasa tidak enak, melemah dan berat badan semakin berkurang.
- Saat sedang kambuh, suhu badan penderita biasanya meninggi.
- Berkeringat pada malam hari
- Penderita mengalami perubahan suara bahkan serak dan kehilangan suara.
Pencegahan penyakit TBC
Bagi anda yang telah mengalami penyakit ini ataupun memiliki anggota keluarga yang terinfeksi TBC, memang mau tidak mau harus rela menjalani masa "pengasingan" agar bakteri TBC tidak semakin menimbulkan banyak korban.
Sangat disarankan bagi si penderita untuk di rawat di Sanatorium atau di rumah sakit TBC. Kalaupun dengan terpaksa harus di rawat di rumah saja, maka penderita TBC harus memiliki ruangan khusus di rumahnya.
Penderita TBC juga mesti diberi peralatan makan dan minum khusus yang tidak boleh bercampur dengan orang yang belum terdampak. Ini berlaku juga untuk bantal, sarung bantal, sprei dan pakaian si pederita.
Sebaiknya, anak-anak dijauhkan dari komunikasi langsung dengan si penderita serta orang yang merawat si penderita pun mesti mentaati aturan dokter agar tidak ikut terdampak.
Untuk kamar mandi, sebaiknya gunakan kamar mandi yang cukup mendapat cahaya matahari dan juga penderita perlu memiliki tempat penampung dahak khusus yang telah dicampur dengan cairan karbol guna mematikan basil pembawa bakteri TBC.
Hal-hal lain yang bisa di tempuh untuk mengindari penyakit ini tentu saja dengan menjaga kebersihan rumah dan mengatur pola makan 4 sehat 5 sempurna untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh.
Selain itu, jangan lupa untuk memastikan diri anda telah mendapat imunisasi BCG dan memeriksakan kesehatan anda sesegera mungkin ke petugas medis terdekat begitu mendapati kondisi tubuh yang mencurigakan.
Anda juga dapat melakukan pencegahan penyakit TBC dengan rutin setiap hari mengkonsumsi susu kambing etawa sebagai alternatif, gunakan susu kambing etawa sebagai terapi alami penyakit TBC. karena Pada susu kambing etawa terdapat kandungan Flourin dan Betakasein yang sangat bagus dikonsumsi oleh penderita asmha, TBC, bronchitis dan pneumonia.
0 Komentar