Daerah tropis seperti yang ada di Indonesia memang kaya akan keberagaman akan ciptaan Tuhan. Namun, bukan hidup namanya jika keberkahan yang ada di alam Indonesia tidak beriring dengan berbagai hal-hal buruk yang wajib diwaspadai. Salah satunya ialah suburnya perkembangbiakan Nyamuk Anopheles, si nyamuk pembawa bibit Malaria yang notabene banyak ditemui di daerah tropis.
Malaria, bagi sebagian orang, penyakit yang satu ini memang identik dengan nuansa kematian. Tapi jangan salah, bagi mereka yang terlanjur terjangkit penyakit Malaria, bukan mustahil untuk dapat di obati. Tentu saja penanganan penyakit ini harus diiringi dengan reaksi cepat tanggap dari berbagai pihak, karena keterlambatan penanganan bertanggung jawab langsung dengan keselamatan nyawa si penderita.
Di era "Jaman Now," penyakit ini berkurang cukup signifikan seiring dengan berbagai penemuan obat-obatan dan tingkat kesadaran masyarakat untuk mengenal lebih jauh tentang Malaria. Namun tidak ada salahnya bukan jika pada artikel kali ini, kita mengenal kembali berbagai hal tentang Malaria. Berkenalan untuk menghindari. Berkenalan untuk mengobati. Berkenalan untuk berbagi arti.
✓ Bibit Penyakit Malaria
Seorang dokter dari Prancis bernama Charles Louis Alphouse Leveran yang bertugas di Afrika Utara adalah orang yang pertama-taman menemukan jenis penyakit ini. Malaria sendiri berasal dari bahasa Prancis yang terbentuk dari kata mala yang berarti busuk, dan kata aria yang berarti udara.
Penyebabnya, di ketahui datang dari parasit kecil yang terdiri dari satu sel yang mana sel tersebut masuk dalam golongan protozoa yang terkenal dengan sebutan plasmodium.
Perlu diketahui bahwa terdapat 3 jenis plasmodium berbeda sifat yang mengakibatkan perbedaan jenis penyakit Malaria. Plasmodium tersebut diantaranya adalah.
- Plasmodium vivax, ini adalah jenis plasmodium yang mengakibatkan Malaria Tertiana.
- Plasmodium malaria, merupakan jenis plasmodium yang mengakibatkan timbulnya penyakit Malaria Quartana.
- Plasmodium unmaculatum adalah penyebab Malaria Tropicana.
✓ Cara Penularan Penyakit Malaria
Bagi pecinta karya sastra lama, begitu mendengar nama penyakit Malaria, ingatan kita pasti akan merujuk pada salah satu tokoh penting dalam novel Layar Terkembang. Novel karangan Sultan Takdir Alisyahbana ini berakhir dengan kisah salah satu tokohnya bernama Maria yang meninggal akibat penyakit TBC dan Malaria yang dideritanya.
Kisah yang tragis ini tentu sedikit banyak membuat kita lantas penasaran terkait bagaimana sih cara penularan penyakit Malaria ini?.
Ternyata, setelah ditelitili lebih lanjut, bibit penyakit Malaria yang terkandung dalam tubuh Nyamuk Anopheles, menyebar melalui gigitannya dan langsung masuk ke dalam serta bercampuir dengan darah manusia.
Bibit penyakit ini lantas memberi berbagai dampak pada penderita sakit Malaria berupa berbagai pertanda seperti berikut;
- Pada daerah limpa, terjadi pembesaran dan pengerasan limpa yang jika ditekan, daerah tersebut akan memberikan efek sakit.
- Warna kulit yang pucat dapat menjadi salah satu pertanda penyakit ini. Bagian yang tampak jelas terlihat pucat adalah bagian selaput mata. Hal ini dikarenakan darah mulai kehilangan banyak sel-sel darah merah.
- Gejala lain penyakit ini bisa dirasa seperti kepala terasa berat dan air liur yang terasa pahit.
- Masa menggigil terjadi pada rentan waktu 1 hingga 2 jam awal dimana seluruh tubuh merasa dingin dan gigi gemelutuk akibat kedinginan.
- Masa panas terjadi pada rentan waktu 3 hingga 4 jam berikutnya dimana suhu panas yang dirasa menurun, lantas keringat keluar dari seluruh tubuh dan badan merasa lega.
Bagi sebagian orang, beberapa gejala tersebut tampak mirip dengan gejala masuk angin biasa, namun pemikiran ini perlu segera diubah agar penderita segera memperoleh pertolongan dari pihak medis.
✓ Pencegahan Penyakit Malaria
Temuan Paul Hermann Muller, seorang ahli kimia asal Swiss berupa obat-obatan DDT yang merupakan obat pembasmi Nyamuk Anopheles adalah salah satu solusi untuk mencegah tingginya angka penyakit akibat Malaria.
Sedang cara lain yang bisa kita lakukan untuk semakin meniadakan perkembangbiakan nyamuk jenis ini antara lain dengan :
- Menghindarkan diri dari gigitan nyamuk. Cara ini bisa dilakukan dengan mengoleskan lotion anti nyamuk ataupun minyak oles anti nyamuk pada bagian tubuh yang terbuka.
- Menggunakan kelambu yang terpasang pada tempat tidur dan memasang kawat kasa pada bagian ventilasi udara.
- Memastikan bahwa sanitasi di rumah lancar dan baik.
- Memastikan bahwa kaleng-kaleng kosong yang berpotensi menyimpan air sebagai media perkembangbiakan nyamuk, agar dikubur ataupun di buang.
- Segala tempat air tergenang mestilah di tutup.
- Permukaan air yang tergenang baik air kotor maupun bersih dapat diberi berbagai obat yang dapat mematikan jentik nyamuk diantaranya cairan DDT, minyak kerosin, larvaside, paris green dan lain-lain. Di area genangan kotor, kita dapat menuangkan minyak tanah ataupun solar.
- Bagi penderita Malaria atau bahkan bagi mereka yang tinggal di daerah rawan Malaria, wajib untuk segera mendapatkan Pil Kina dari petugas medis di daerah setempat untuk kemudian segera di konsumsi sesuai anjuran dokter.
Malaria bukanlah penyakit yang hanya perlu kita takuti, tetapi juga perlu kita cegah, hindari bahkan obati. Oleh karenanya kita perlu juga untuk mengkonsumsi susu kambing etawa untuk menjaga konidisi tubuh kita agar tidak gampang sakit ataupun untuk konsumsi tambahan ketika kita dalam masa pemulihan akibat penyakit Malaria ini.
Di dalam susu kambing etawa terdapat kandungan yang berfungsi sebagai pembentuk zat HB untuk penderita Malaria, demam berdarah, anemia dan penyakit sejenis lainnya. Basmi Malaria, Konsumsi terus Susu Kambing Etawa!
Baca juga : Cara mengobati sakit biduran
Baca juga : Cara Mengobati sakit radang tenggorokan
0 Komentar